Terjadi kecelakaan maut di Jalan BIM, Padang Pariaman, Sumatera Barat pada hari Rabu sore.
Kecelakaan itu melibatkan kendaraan mobil yang mengalami kecelakaan tunggal.
Kecelakaan maut tersebut mengakibatkan seorang pengemudi mobil tewas.
Kecelakaan merupakan suatu insiden yang dihindari semua orang.
Untuk itu diimbau agar selalu waspada dan berhati-hati ketika berkendara di jalan raya.
Patuhi peraturan yang telah ditetapkan pihak berwajib dan taati rambu-rambu lalu lintas.
Jangan lupa untuk selalu berdoa dan menjaga keselamatan bersama agar terhindar dari marabahaya.
Kendaraan mobil Toyota Avanza Veloz kepotong jadi dua di Padang Pariaman, Sumatera Barat.
Mobil Avanza Veloz itu kepotong jadi dua setelah menabrak tiang baliho.
Detik-detik Avanza Veloz kepotong jadi dua hingga sang pengemudi tewas pun terkuak.
Kejadian Avanza Veloz kepotong jadi dua terjadi di Jalan BIM, Padang Pariaman, Sumbar pada Rabu (10/1/2024) lalu.
Kanit Gakkum Satlantas Polres Padang Pariaman IPDA Novrialdi, mengatakan laka tunggal itu terjadi sekira pukul 17.30 WIB.
Dilansir dari TribunPadang, Avanza Veloz nomor polisi BH 1003 LE melaju dari arah Kota Padang menuju BIM dengan kecepatan tinggi.
Mobil berisi pengemudi dan satu penumpang ini melaju kencang dan berakhir hilang kendali.
Terlebih kondisi jalan basah karena hujan.
“Mobil yang sudah hilang kendali tersebut akhirnya menabrak tiang baliho yang berada di bahu kanan jalan,” ujarnya.
Dalam kecelakaan tersebut nampak tiang baliho masih berdiri tegak.
Akibatnya sopir bernama Muhammad Nur Shiddiq meninggal di lokasi.
Sedangkan penumpang bernama Revita Putnasari (26) mengalami luka di kepala bagian kanan dan luka lecet, sehingga harus mendapat perawatan di RS Siti Rahmah.
Topik mengenai aquaplaning kembali mencuat setelah mobil Toyota Veloz mengalami kecelakaan lalu lintas di Jalan Umum Simpang Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Kabupaten Padang Pariaman, Rabu (10/1/2024).
Detik-detik terjadinya kecelakaan maut ini sempat terekam dashcam pengendara mobil lain dan viral di media sosial.
Salah satunya lewat akun instagram @dashcamindonesia.
“Avanza Veloz mengalami aquaplaning dan menabrak tiang baliho sampai mobil terbelah dua bagian,” tulis @dashcamindonesia, Sabtu (13/1/2024).
Menyusul kejadian ini, beberapa pakar keselamatan mengimbau masyarakat untuk memetik pelajaran dan senantiasa berhati-hati ketika berkendara, khususnya saat hujan.
Agus Sani, Head of Safety Riding AHM Wahana menjelaskan, bahaya aquaplaning juga bisa dialami oleh pengendara motor.
Pemicu utamanya adalah kondisi jalan basah akibat hujan, kecepatan berkendara tinggi, dan kondisi ban tidak lagi optimal.
“Keliru kalau ada anggapan motor tidak bisa kena aquaplaning.
Bahaya ini ada di semua kendaraan, termasuk motor,” ucapnya kepada Kompas.com, Kamis (11/1/2024).
Agus menjelaskan, menurunkan kecepatan motor saat kondisi hujan merupakan langkah terbaik dan teraman yang bisa dilakukan pengendara, supaya terhindar dari bahaya aquaplaning.
“Optimalnya, kecepatan motor ketika kondisi hujan dan jalan basah adalah 40 kpj maksimal, sebaiknya tidak lebih dari itu,” ujarnya.
Penjelasan senada juga disampaikan Juni Siswanto, Technical Leader Auto2000 Ahmad Yani.
Menurutnya, kecepatan kendaraan bisa menentukan persentase terjadinya aquaplaning.
“Aquaplaning itu tidak akan terjadi kalau kendaraan dalam kecepatan rendah, karena ban mobil masih punya peluang untuk napak (ke jalan) dan memecah genangan air,” kata dia.
Juni menambahkan, batas kecepatan maksimal yang sebaiknya dijaga oleh pengemudi mobil saat kondisi hujan adalah 40 kpj sampai 50 kpj.
“Selain kecepatannya dijaga, pastikan juga ban masih dalam kondisi baik, minimal belum kena TWI (tread wear indicator) dan belum botak,” pungkasnya.
sumber tribunnews