Kecelakaan Tunggal, Pemotor Terlempar Setelah Tabrak Trotoar di Jakarta Barat, Ditemukan Tewas di Selokan

Kecelakaan Tunggal, Pemotor Terlempar Setelah Tabrak Trotoar di Jakarta Barat, Ditemukan Tewas di Selokan
ilustrasi kecelakaan Pemotor Terlempar Setelah Tabrak Trotoar

Kecelakaan lalu lintas terjadi di Jalan Kemanggisan Utama Raya, Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat, Selasa (23/8/2022) siang.

Seorang pengendara motor meninggal dunia dalam kecelakaan tunggal.

Disampaikan Kanit Laka Lantas Satwil Jakarta Barat AKP Hartono, pengendara motor Yamaha Mio B 6485 BVB tersebut berinisial GS, warga Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Berdasarkan pemeriksaan, kata Hartono, korban mengalami kecelakaan ketika melaju dari arah utara di Jalan Kemanggisan Raya.

“Setibanya dekat kantor SiCepat, pemotor hilang kendali lalu menabrak trotoar dan terjatuh di saluran air,” kata Hartono dalam keterangannya, Selasa.

Hartono menuturkan, akibat kecelakaan itu, korban mengalami luka pada bagian kepala dan meninggal seketika.

“Pengendara motor mengalami luka pada kepala dan meninggal dunia di tempat kejadian perkara,” ungkap Hartono.

Sementara itu, menurut saksi mata, Oki (29), korban mengendarai sepeda motor dengan kecepatan tinggi lalu menabrak trotoar.

“Posisinya mungkin kencang ya, antara kecepatan 60 sampai 100 gitu.

Posisinya itu ada gojek di depan dia, dan korban di belakangnya oleng.

Terus motor hantam trotoar,” kata Oki kepada wartawan, Selasa.

Saat terjadi kecelakaan, Oki mendengar bunyi benturan dan melihat sepeda motor terguling.

Setelah itu, Oki dan warga lainnya mencari keberadaan pengendara motor.

“Saya nyariin korbannya enggak ada.

Ternyata dalam selokan.

Kepalanya terbentur sama beton.

Kayaknya terbentur dua kali, di trotoar dan selokan,” kata Oki.

Saat itu, Oki mengenali korban adalah teman sekolahnya berinisial GS.

Ia pun melihat korban sudah terkapar tidak bergerak dengan luka di kepala dan bagian tubuh lainnya.

Kemudian, kata Oki, seorang perempuan yang mengaku sebagai perawat datang memberikan pertolongan pertama.

Namun, perempuan itu mengatakan, tidak ada tanda-tanda kehidupan pada tubuh korban.

“Kata dia (perawat) ‘Ini sudah enggak bisa bertahan.

Darahnya banyak keluar terus tanda-tanda denyut nadi dan jantung enggak ada’ kata dia.

Terus sekitar 15 menit, mobil jenazah datang.

Jenazah langsung dibawa ke rumah korban, dikawal sama ojol ke Duri Kepa,” ungkap Oki.

sumber TribunJateng.com