Tebing Kali Woro setinggi 80 meter di kawasan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) Desa Balerante, Kecamatan Kemalang longsor Rabu (21/12) pagi pukul 04.30. Dua truk yang melintas di lokasi tertimbun longsor. Kejadian ini menyebabkan dua sopir truk yakni Sularno, 35, dan Darsono, 40, tewas di lokasi kejadian. Keduanya merupakan warga Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang.
Kejadian longsor itu berawal saat tiga truk dari Desa Sidorejo berangkat untuk mengambil pasir di bantaran Kali Woro. Ketiga truk itu berjalanan beriringan dengan posisi Darsono berada paling depan. Sedangkan Sularno tepat di belakangnya.
Tiba-tiba tebing sungai di sisi barat longsor dan menimpa kedua truk yang melintas di bawahnya. Sedangkan truk yang paling belakang bisa selamat. Meski begitu, proses evakuasi baru bisa dilakukan pada pukul 09.00 karena medan menuju lokasi kejadian sangat terjal.
“Saat kejadian itu sebenarnya tidak ada aktivitas pertambangan sama sekali di lokasi kejadian. Jadi truk itu melintas tiba-tiba longsor begitu saja,” jelas Kapolsek Kemalang AKP Suharto saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (21/12).
Suharto menjelaskan, evakuasi baru bisa dilakukan beberapa jam setelah kejadian karena harus dengan bantuan alat berat. Mengingat seluruh bagian truk tertimbun material yang longsor. Evakuasi terhadap truk dan korban baru selesai dilakukan pada pukul 12.30.
“Dalam proses evakuasi, kami melibatkan satu alat berat. Baru bisa masuk sampai ke lokasi kejadian sekira pukul 09.00 itu karena medannya berat,” tambahnya.
Camat Kemalang Joko Krismanto membenarkan ada kejadian longsor di bantaran Kali Woro. Saat proses evakuasi terhadap truk dan korban memang sempat terkendala alat dan medan.
“Jadi truknya itu benar-benar tidak terlihat karena tertimbun material. Untuk proses evakuasi dari pukul 09.00 sampai 11.00 baru terlihat bagian belakang truknya,” ucapnya.
Dia juga memastikan yang menjadi korban dari peristiwa longsor itu hanya dua pengemudi truk saja. Sedangkan untuk penambang manual saat kejadian tidak ada.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten Nur Tjahjono Suharto kepada Jawa Pos Radar Solo mengungkapkan, sebelum kejadian tidak ada informasi jika daerah di Kali Woro tersebut diguyur hujan. Meski begitu, pada Selasa (20/12) siang sempat diguyur hujan cukup deras di lokasi kejadian.
“Saya mengimbau kepada para penambang manual dan pengemudi truk pasir lewat area penambangan untuk memperhatikan wilayah sekitar. Karena pasir apabila digali punya risiko longsor sewaktu-waktu. Karena itu perlu diperhatikan apakah wilayah sekitar mudah longsor,” ucapnya.
Dia juga meminta para penambang manual dan pengemudi truk pasir untuk memperhatikan cuaca apabila terjadi hujan deras. Mengingat potensinya tidak hanya longsor saja tetapi juga banjir lahar hujan. Karena itu perlu dikoordinasikan dengan relawan di desa setempat.
“Harapannya bisa memberikan peringatan melalui radio maupun handphone. Perlu juga memperhatikan sinyal dari aktivitas Gunung Merapi juga perlu diwaspadai. Ini dilakukan demi kesiapsiagaan dan keselamatan bersama,” ujar dia.
sumber radarsolo.jawapos.com