Sikap terburu-buru dalam berkendara kerap ditunjukan oknum karyawan bank harian (titil) di jalan raya. Sering dinilai tanpa mengindahkan keselamatan mereka dan pengguna jalan lainnya, ketika memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi.
Bersepatu pantofel, celana ketat, berjaket dengan menggunakan kendaraan bebek roda 2 merupakan ciri utama karyawan bank titil atau bank harian yang kerap terlihat keluar masuk kampung di Kota Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat.
“Paling mudah mengenali mereka, herannya kalau berkendaraan tidak pernah pelan, baik di jalan raya maupun di dalam kampung,” keluh salah satu warga Kumai bernama Fajar.
Apalagi lanjutnya, saat menuju pesisir Desa Kubu hingga Keraya, mereka sering memacu sekencang-kencangnya kendaraan, tidak jarang perilaku mereka berbuah celaka terjatuh dari kendaraannya.
Warga Kelurahan Baru Ardiansyah, mengaku beberapa kali menegur karyawan bank titil saat masuk ke kampung dengan kecepatan tinggi, karena banyak anak-anak yang bermain.
Namun, teguran tidak sepenuhnya dipatuhi dan mereka kembali mengulang perbuatannya. “Apalagi jalur luar kota, ngeri melihat cara mereka berkendara, dan bukan rahasia umum kalau sudah berkendara bagai topan,” bebernya.
Ia bahkan beberapa kali melihat dalam kondisi luka yang belum sembuh akibat kecelakaan, masih berkeliaran menagih warga yang berutang kepada bank titil.
Sementara itu, salah satu warga Kecamatan Pangkalan Lada Ikhwan menyampaikan, kecelakaan yang melibatkan karyawan bank titil terjadi di Jalan Ahmad Yani kilometer 52. Kendaraan jenis Verza yang dikendarai hingga terpental menabrak 1 unit mobil pikap.
“Baru siang tadi, belum tahu kronologisnya yang saya lihat karyawan bank titil nabrak pikup,” tandasnya kemarin.
Bank titil adalah lembaga bukan bank atau perseorangan yang meminjamkan uang, biasanya dengan bunga tinggi dan penagihanya dilakukan setiap hari atau migguan. Bank titil juga disebut sebagai bank keliling harian dan bank plecit.
sumber radarsampit