Sepeda Motor Tertabrak Kereta Api di Muara Enim, Sekeluarga Jadi Korban

Sepeda Motor Tertabrak Kereta Api di Muara Enim, Sekeluarga Jadi Korban
Terjadi kecelakaan maut di Kecamatan Muara Enim, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan pada kemarin hari Selasa siang.

Kecelakaan itu melibatkan kendaraan sepeda motor dengan kereta api.

Kecelakaan maut tersebut mengakibatkan satu orang tewas.

Kecelakaan merupakan suatu insiden yang dihindari semua orang.

Untuk itu diimbau agar selalu waspada dan berhati-hati ketika berkendara di jalan raya.

Patuhi peraturan yang telah ditetapkan pihak berwajib dan taati rambu-rambu lalu lintas.

Update kecelakaan kereta api tabrak motor di pintu perlintasan KA Pelitasari, Kecamatan Muara Enim, Kabupaten Muara Enim, Selasa (11/4/2023) sekitar pukul 11.45.

Dalam kecelakan kereta api tabrak motor di Muara Enim terdapat empat warga yang masih satu keluarga menderita luka-luka berat bahkan seorang di antaranya Linda Rita meninggal dunia.

Empat orang korban kereta api tabrak motor di Muara Enim diantara Wasid (50) bersama istrinya Linda Rita (49) dan kedua anaknya Kirani (13) dan Nadira (7).

Korban meninggal dunia atas nama Linda Rita meninggal dunia dan telah dibawa ke rumah duka di Desa Banjarsari, Kecamatan Merapi Timur, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumsel, Selasa (11/4/2023) sekitar pukul 16.30.

“Benar tadi sekitar pukul 16.30, korban bernama Linda Rita meninggal dunia,” ujar Humas RSUD dr HM Rabain Muara Enim Jauhari ketika dikonfirmasi.

Menurut Jauhari, dari informasi yang ia terima, untuk korban Wasid dan anaknya Kirani mengalami patah tulang dan sedang menjalani operasi, sedangkan anaknya yang balita Nadira dirawat intensif di ruang Picu Nicu.

“Tadi sore jenazah korban ibunya sudah dibawa keluarga korban menggunakan mobil ambulance desa,” ujar Jauhari.

Sementara itu ketika dikonfirmasi ke Kapolres Muara Enim melalui Kasat Lantas AKP Suwandi, membenarkan jika satu korban tabrakan KA BBR tersebut meninggal dunia dan jenazahnya sudah dibawa oleh keluarganya ke rumahnya.

Sedangkan tiga korban lainnya masih menjalani perawatan intensif.

“Permasalahan pintu perlintasan KA ini harus secepatnya dicarikan solusi kongkrit oleh pihak terkait, karena jika tidak akan terus menelan korban jiwa,” tegasnya.

Menurut saksi mata Yanti (30) warga Muara Enim, bahwa sebelum kejadian dirinya melihat korban bermotor dengan posisi anaknya Kirani di depan sekali, kemudian ayahnya Wasid dan membonceng anaknya Nadira serta istrinya Linda Rita datang dari arah kota Muara Enim menuju ke Pelitasari ingin melintas rel kereta api Pelitasari.

Melihat hal tersebut, ia sempat menegur korban untuk tidak melintas sebab sudah ada Kereta Api Babaranjang dari arah Palembang menuju ke Tanjung Enim.

Namun ternyata, korban tetap melaju dan hanya menoleh ke arah kanan jalan tidak menoleh ke kiri jalan arah datangnya Kereta Api Babaranjang.

Karena sudah dekat tabrakan tidak terhindar lagi dan empat korban bersama motornya terseret hingga sekitar 8 meter dari lokasi kejadian.

“Biasanya ada petugas Dishub yang jaga namun pas kejadian tadi tidak terlihat petugasnya,” ungkapnya.

Menurut Nunik (30) salah satu keluarga korban mengatakan bahwa korban rencananya mau berkunjung ke rumah kontrakan anaknya di daerah Pelitasari.

“Saya belum tahu kronologisnya,” ujarnya singkat.

Kapolres Muara Enim melalui Kasat Lantas AKP Suwandi, membenarkan adanya kejadian tersebut, namun untuk lebih jelasnya ke Kasat Reskrim.

Ketika dikonfirmasi ke Humas PT KAI Divre III Aida Suryani, membenarkan adanya kejadian tersebut kendaraan menemper KA 3053 di KM 0 + 240 Muara Enim (Jpl no.1 yang dijaga Dishub) sekitar pukul 12.10.

Untuk itu, PT KAI terus berkoordinasi dengan para pihak yang berwenang dan stakeholder terkait lainnya sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku, untuk mengurangi angka kecelakaan lalu lintas di perlintasan sebidang dengan terus mengingatkan dan menghimbau kepada masyarakat untuk waspada dan tidak menerobos setiap melewati perlintasan kereta api, yang dijaga ataupun tidak dijaga, karena untuk keselamatan perjalanan kereta api dan masyarakat itu sendiri.

“Sesuai SOP yang berlaku setiap akan melewati perlintasan, masinis selalu mengingatkan masyarakat dengan membunyikan suling /klakson kereta agar waspada dan tidak menerobos perlintasan,” ujarnya.

sumber TribunManado.co.id