Tragedi menyayat hati terjadi di perlintasan kereta api tanpa palang pintu di Jalan Pasirpanjang, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, pada Selasa sore, 13 Agustus 2024.
Seorang siswi SMK Pancasila Manonjaya, Gina Putri Pebriana, harus kehilangan nyawanya setelah tertabrak kereta api saat pulang sekolah. Sebelum kejadian tragis tersebut, Gina sempat terjatuh dari sepeda motor yang ditumpanginya bersama seorang kerabat.
Gina Putri, seorang siswi kelas X SMK Pancasila dan warga Kampung Tempel Desa Pasirpanjang, baru saja pulang sekolah ketika insiden ini terjadi.
Dia dijemput oleh Yayan Ardiansyah, kerabatnya yang berusia 16 tahun, dengan mengendarai sepeda motor bebek.
Ketika mereka hendak menyeberangi perlintasan kereta api yang tidak dilengkapi dengan pintu pengaman, motor mereka beriringan dengan sebuah sepeda motor matic.
Saksi mata, Maradani (34), yang merupakan warga setempat, mengisahkan bahwa saat melintasi rel, motor matic yang berada di depan motor Gina berhasil melewati perlintasan dengan selamat.
Namun, motor yang ditumpangi Gina dan Yayan justru tertahan di tengah rel.
Menurut Maradani, Gina terlihat berusaha turun dari motor ketika motor tersebut tiba-tiba melaju kencang. Gina pun terjatuh terlentang di atas rel.
Motor mereka berhasil melewati perlintasan dengan aman, tetapi Gina yang jatuh terlentang di rel tidak seberuntung itu.
Sementara itu, kereta api semakin mendekat dengan kecepatan tinggi, meskipun klakson kereta terus dibunyikan.
Gina sempat terlihat berusaha membalikkan tubuhnya, namun dalam sekejap, tubuhnya terseret sejauh 20 meter oleh kereta yang datang.
Pemandangan mengerikan itu disaksikan langsung oleh warga setempat, termasuk Maradani.
Tubuh Gina ditemukan dalam kondisi yang mengenaskan, dan Yayan, kerabat yang mengendarai motor, terlihat sangat syok dan segera dibawa pulang oleh warga.
Tak lama setelah kejadian, polisi dan tim medis datang ke lokasi untuk mengevakuasi jenazah Gina.
Polisi mengonfirmasi bahwa kereta yang menabrak Gina adalah KA Pangandaran yang melayani rute Banjar-Jakarta.
Peristiwa tragis ini memicu harapan warga setempat agar pemerintah dan PT KAI segera mengambil tindakan terkait perlintasan kereta api tanpa pintu tersebut.
sumber radartasik