Seorang siswi berseragam SMPN 5 Boyolali meninggal dunia setelah menjadi korban kecelakaan lalu lintas (lakalantas) maut di lampu merah atau bangjo Terminal Baru Boyolali, Dukuh Ringinsari, Desa Penggung, Boyolali, Kamis (25/5/2023) pagi.
Saat itu, siswi tersebut dalam perjalanan ke sekolah diboncengkan ibunya naik sepeda motor lewat jalan Solo-Semarang. Salah satu saksi mata yang juga Pak Ogah atau petugas supeltas, Haryanto, menuturkan kecelakaan itu terjadi sekitar pukul 06.30 WIB. Saat itu jam orang-orang berangkat kerja dan sekolah.
PromosiKisah Aditya: Bisnis Merosot saat Pandemi, Bangkit Berkat Mitra Tokopedia
Haryanto menceritakan kendaraan korban melaju dari arah barat ke timur atau arah Semarang-Solo. Lampu lalu lintas saat itu menyala hijau dan sepeda motor korban sudah jalan.
“Sudah di garis kuning tengah itu, mau belok ke kanan, mau jalan ke SMP 5, tapi truk dari belakang kencang terus kayaknya nyenggol sedikit. Dia [korban] itu jatuh dari boncengan, terus mungkin kena truk boks itu,” kata dia saat ditemui Solopos.com di dekat lokasi kejadian, Kamis.
Ia menjelaskan korban terjatuh dari boncengan sementara ibunya yang mengendarai sepeda motor tidak terjatuh karena tidak tersenggol. “Mungkin kena besi pengaman truk [korbannya], terus jatuh. Tapi sebenarnya posisinya sepeda motor sudah benar karena dia mau belok ke kanan arah SMP 5, ” jelas Haryanto.
Pada saat kejadian, ungkap dia, truk juga tidak menyenggol sepeda motor. Tapi kemungkinan menyenggol korban hingga terjatuh. Ia menceritakan korban terlihat terluka di bagian belakang tubuh. Korban juga smemakai helm.
“Jadi truknya banting kiri, misal dia ke kanan pasti kena semuanya,” jelas dia. Sementara itu, Kepala SMPN 5 Boyolali, Sri Rahayu, membenarkan siswi yang menjadi korban kecelakaan di Penggung adalah muridnya.
Ia menjelaskan korban bernama Sabrina Aulia Kirani, siswa kelas VIII C, kelahiran Desember 2008. “Kami SMPN 5 Boyolali sangat berduka karena kehilangan anak yang berprestasi, pendiam, dan enggak pernah buat masalah. Dia juga rajin sekolah,” kata dia.
Ia juga mengatakan Sabrina sering menjadi jawara di kelas. “Dia itu langganan terus lima besar,” kata dia.
Yayuk, sapaan akrab Sri Rahayu, mengetahui kabar muridnya meninggal dunia karena ada polisi yang memberi kabar. Ia menceritakan saat kejadian, Sabrina dibonceng oleh ibunya untuk berangkat sekolah. Ibunya juga membawa cucunya yang akan bersekolah TK.
sumber solopos.com