Tragedi memilukan menimpa rombongan arisan ibu-ibu asal Ledokasari, Tumpang, Kabupaten Malang.
Mobil pikap L300 nopol N 9610 BD yang ditumpangi rombongan arisan ibu-ibu menabrak sebuah pohon di daerah Poncokusumo, Kabupaten Malang pada Rabu (26/5/2021) siang.
Delapan orang tewas dalam tragedi memilukan ini.
Sementara enam orang lainnya mengalami luka-luka dan langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan medis.
Delapan korban tewas yakni Sumiati (59), Tuni (59), Anik Andriayani (56), Luluk Herwawati (55), Atik Rositah (51), Dahayu Ainun Condro (7), Khansa (7) dan Elisa Wiji Utami (44).
Sedangkan korban luka-luka yakni Satiyaning (23), Niswana Ilma (15), Istikomah (36), Mochamaf Asim (44), Sutrisno (52) dan Dwi (5).
Kronologi Kejadian
Kecelakaan maut ini bermula saat rombongan arisan ibu-ibu dari Desa Ledoksari, Tumpang, Kabupaten Malang ini hendak pulang setelah melaksanakan arisan keluarga di wilayah Ranupani, Lumajang.
Mereka menaiki mobil pikap L300 nopol N 9610 BD dari arah Ranupani Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Sesampai di Jalan Simpar Wringinanom, Poncokusumo, mobil pikap yang dikendarai oleh Mochamaf Asim tiba-tiba hilang kendali dan langsung menabrak pohon yang ada di tepi jalan.
Benturan keras membuat para penumpang yang ada di bak belakang, yang sebagian besar ibu-ibu terlempar ke tanah dan aspal.
Akibatnya, para penumpang mengalami luka berat hingga akhirnya meninggal dunia.
Total ada delapan korban tewas dalam tragedi memilukan tersebut.
Kapolres Malang AKBP Hendri Umar mengatakan dari penyelidikan awal, kecelakaan maut ini disebabkan karena sopir mengantuk.
Akibatnya, sopir tak bisa menguasai kendaraan hingga menabrak pohon yang ada di pinggir jalan.
“Indikasi awal penyebab laka, supir mobil pikap mengantuk, sehingga, mobil tersebut menabrak pohon yang ada di pinggir jalan,” ujarnya seperti yang dikutip Tribunjogja.com dari Suryamalang.com, Rabu (26/5/2021).
Meski begitu, pihaknya tetap terus melakukan penyelidikan mendalam atas kecelakaan itu.
Untuk mencari penyebab sebenarnya, dari kecelakaan yang merenggut delapan nyawa tersebut.
Hendri menambahkan, bahwa para korban laka lantas itu baru saja pulang dari arisan keluarga di Ranupani, Kabupaten Lumajang.
“Mereka (para korban), habis arisan keluarga di Ranupani, Kabupaten Lumajang dan dalam perjalanan kembali ke Tumpang,” pungkasnya.
Kesaksian Keluarga
Isak tangis keluarga korban kecelakaan mobil pikap tabrak pohon di Poncokusumo, Kabupaten Malang, pecah setelah mendengar kabar, bahwa ada saudaranya meninggal dunia.
Suasana di rumah duka yang terletak di Gang Panca Karya, Ledoksari, Tumpang, Kabupaten Malang banyak dipenuhi oleh para tetangga dan juga pelayat.
Para pelayat terus berdatangan ke rumah duka. Karena korban yang meninggal dunia merupakan tetangga yang rumahnya saling berdekatan dan berada di satu kampung.
Keenam korban yang meninggal dunia merupakan warga Ledoksari, sementara dua lainnya merupakan warga Kebonsari dan warga Donomulyo, Kabupaten Malang.
Kerabat salah satu korban, Sutrisno menyampaikan, tujuan rombongan ke desa Ranupani, Kabupaten Lumajang ialah untuk menghadiri acara arisan RT yang digelar di rumah Tio.
Tio merupakan warga Ranupane, yang juga kontrak rumah di Ledoksari.
Rumah yang dikontrak tersebut kini ditempati oleh anaknya Tio.
Karena anaknya Tio ini sedang menempuh sekolah di Malang.
“Kebetulan yang dapat arisan di rumah Pak Tio. Jadi warga berbondong-bondong untuk berkunjung dan bersilaturahmi ke Ranupane,” ucapnya.
Total ada dua kendaraan yang ditumpangi oleh warga saat berangkat ke Ranupane, yaitu mobil pikap yang terlibat kecelakaan dan satu mobil jeep.
Mereka berangkat berbarengan dari Tumpang, sebelum akhirnya terlibat kecelakaan saat perjalanan pulang menuju kembali ke rumah.
“Sebenarnya niatan warga ini baik. Karena ingin bersilaturahmi. Tapi tau-taunya pulang ada musibah. Yang menyebabkan keluargaku tiada,” ucapnya sambil menahan air mata.
Warga sekitar pun banyak yang kaget, setelah melihat kabar bahwa tetangganya telah meninggal dunia.
Terlebih, kecelakaan yang menewaskan delapan orang tersebut merupakan warga satu kampung.
Suasana di Gang Panca Karya saat ini banyak didatangi oleh para pelayat.
Sementara warga sekitar kini sedang mempersiapkan pemakaman untuk Khanza, bocah yang malam ini baru saja dikabarkan meninggal dunia.
“Mohon doanya untuk tetangga kami. Meskipun kami tetangga. Tapi bagi saya, mereka (korban) ada suadara kami juga,” ucap warga setempat.
sumber: TribunJogja.com